>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>

Monopole Magnet



Monopole Magnet



       Ketidaksempurnaan simetri antara medan listrik dan medan magnet adalah suatu kejanggalan alam yang masih menjadi misteri sampai saat ini. Listrik dan magnet sebenarnya adalah sama. Jika sebuah kawat dialiri listrik, di sekeliling kawat itu akan tercipta medan magnet. Jika magnet bergerak di dekat sebuah kumparan kawat tertutup, akan tercipta aliran listrik pada kumparan kawat tersebut.


         Medan listrik permanen ada karena adanya partikel yang bermuatan listrik, seperti elektron atau proton. Namun, medan magnet permanen selalu ada jika kutub utara dan selatan ada secara bersama-sama. Tidak peduli seberapa kecil kita memenggal batang magnet, yang kita dapatkan pada penggalan magnet yang lebih kecil adalah selalu pasangan dua kutub magnet, utara dan selatan. Kita tidak pernah menemukan satu kutub magnet terpisah, utara atau selatan. Kutub magnet yang terpisah inilah yang disebut Monopole ( mono=tunggal, pole=kutub ) Magnet.



Paul Dirac




       Seorang fisikawan kelahiran Bristol, Inggris, pada tahun 1902, yang pertama kali mengajukan konsep tentang adanya kutub tunggal magnet – sebuah partikel hipotesis yang memiliki kutub magnet terisolasi utara atau selatan – di tahun 1931.

         Dirac yang memenangkan hadiah Nobel fisika pada tahun 1933 ini mengajukan hipotesis bahwa keberadaan partikel magnet ini akan menjelaskan mengapa muatan listrik selalu memiliki besar yang merupakan kelipatan muatan partikel elektron. Pada tahun 1931 inilah pencarian partikel elementer magnet dimulai.

      Di dalam fisika klasik, fenomena medan listrik dan magnet berhasil dipadukan oleh fisikawan berkebangsaan Skotlandia yang bernama Max-Well. Ia memadukan kedua medan listrik dan magnet ke dalam empat persamaan terkenal yang disebut persamaan Max-Well.

      Dua dari empat persamaan Max-Well ini berisi Hukum Faraday dan Ampere. Hukum Faraday menyatakan terciptanya medan listrik dari perubahan fluks magnet, sedangkan Hukum Ampere menjelaskan terciptanya medan magnet dari adanya aliran listrik.

     Dua persamaan lainnya berisi Hukum Gauss untuk medan listrik dan medan magnet. Hukum Gauss untuk medan listrik merujuk kepada adanya muatan listrik tunggal, seperti elektron dan proton. Sementara itu, Hukum Gauss untuk medan listrik merujuk kepada tidak adanya muatan tunggal magnet.

      Keanehan persamaan Max-Well adalah keempatnya melibatkan muatan dan aliran listrik, tetapi tidak melibatkan muatan dan aliran magnet. Kenyataan ini disebut ketidaksimetrisan persamaan Max-Well. Untuk membuat persamaan Max-Well simetris inilah, Dirac mengajukan hipotesis tentang keberadaan monopole magnet.

      Kesimetrisan antara medan listrik dan magnet dikenal sebagai prinsip dualitas elektromagnetik. Jika prediksi Dirac benar, monopole magnet ini akan memiliki muatan magnet yang berbanding terbalik dengan muatan elektron, sebuah kondisi yang dikenal sebagai Kuantisasi Dirac.

        Walaupun terlihat meyakinkan dan elegan secara teori, namun monopole magnet ini sangat sulit ditemukan. Pencarian yang melibatkan fisikawan dan fasilitas eksperimen di seluruh dunia ini belum juga membuahkan hasil seperti yang diprediksi.

   Pertama kali dalam sejarah fisika, setelah hampir 85 tahun akhirnya ilmuwan berhasil membuat medan magnet monopole sintetik (Dirac) menggunakan rekayasa lingkungan, meniru medan magnet dalam sebuah peralatan atom rubidium. Jika digunakan pada baterai mobil listrik, energi ledakan yang dihasilkan mencapai satu kilogram dinamit. Penelitian ini berdasarkan teori kontroversional yang diungkap Profesor Paul Dirac pada tahun 1931, dia meramalkan bahwa magnet kutub utara dan selatan bisa saja tercipta secara independen dan berperilaku seperti muatan listrik.

       Pada umumnya kutub magnet selalu berpasangan (Utara dan Selatan), tetapi kali ini ilmuwan bisa menciptakan medan magnet Monopole (satu kutub) sintetik. Meskipun teori Dirac mengeksplorasi sifat monopole dalam konteks mekanika kuantum, segala sesuatu yang ada di bumi maupun di bulan tidak menunjukkan tanda-tanda adanya magnet monopole yang terjadi secara alami.

Medan Magnet Monopole Hasilkan Energi Lebih Besar


                Persamaan Dirac merupakan persamaan gelombang relativistik, dalam bentuk bebas atau interaksi elektromagnetik digambarkan partikel spin seperti elektron dan Quark yang konsisten dengan prinsip mekanika kuantum dan teori relativitas khusus. Persamaan ini mengisyaratkan bentuk baru materi, antimateri, dimana pada saat ini semua materi tidak terduga dan tidak teramati, sehingga mendahului temuan eksperimental.

           Profesor Paul Dirac pernah mengungkapkan hipotesis yang dikenal dengan teori Hole (lubang). Menurutnya, 'vacuum' merupakan suatu keadaan yang memiliki banyak kuantum dalam satu tubuh dimana semua energi elektron negatif berada disana. Situasi ini juga disebut lautan Dirac, tetapi prinsip ekslusi Pauli melarang elektron berada ditempat yang sama, setiap elektron tambahan akan dipaksa menempati ruang energi positif.

              Adakah cara lain untuk menemukan medan magnet monopole? Sampai saat ini ternyata bukan magnet monopole alami yang diamati, awalnya dianggap menjadi masalah karena model teoritis periode pasca Big Bang memprediksi medan magnet monopole mudah ditemukan (tanpa planet dan kutub utara-selatan). Tetapi model khusus yang dikembangkan dapat menjelaskan kelangkaan partikel magnet monople di alam semesta.

Medan Magnet Monopole Sintetik Dirac

                   Atas dasar teoritis ilmuwan terdahulu termasuk Prof Dirac, Carl Anderson, Hermann Weyl, Pauli, dan Einstein, ilmuwan fisika saat ini berusaha untuk menciptakan proses kuantum yang sempurna. Salah satu kunci kesempurnaan melewati lorong ruang waktu dengan adanya medan magnet monopole sintetik dirac. Sama halnya dengan fenomena aneh di Bumi, dimana ada suatu wilayah yang memiliki gravitasi uneh menyebabkan kompas tak terarah. Sesuai dengan ungkapan Prof Dirac bahwa magnet kutub utara dan selatan bisa saja tercipta secara independen dan berperilaku seperti muatan listrik.

                     Sebelumnya pada tahun 2009, ilmuwan Finlandia menyatakan teori untuk memproduksi Dirac Monopole dalam kondensat Bose yang dinyatakan Einstein. Teori ini menjelaskan adanya puluhan gas atom yang sangat dingin dan bersuhu miliaran derajat lebih panas. Ide ini digunakan dalam medan magnet eksternal untuk memutar spin atom, maka sebuah materi akan membentuk Dirac Monopole dalam kondensat akibat dari rotasi spin atom.

                    Selanjutnya, Profesor David Hall dari Amherst College menggunakan metode ini untuk menciptakan magnet sitetis monopole . Melalui berbagai rintangan teknis, mereka mengabadikan foto-foto yang dikonfirmasi sebagai Monopole yang berada pada ujung pusaran kuantum kecil dalam laboratorium gas yang dingin. Secara eksperimental, struktur Dirac Monopole memang ada di alam semesta, bahkan medan magnet monopole masih bisa dicari dan didapatkan. 


"Penciptaan medan listrik dan medan magnet monopole sintetis dirac merupakan cabang baru dan berkembang pesat dalam dunia fisika, tentunya akan mengarah pada pengembangan dan pemahaman bahan yang sama sekali masih baru, seperti superkonduktor bersuhu tinggi untuk transmisi listrik rendah."


                 Disisi lain, temuan Profesor Hall justru memberikan dasar yang lebih kuat dalam pencarian magnte sintetik dalam laboratorium atom raksasa, Large Hadron Colider CERN. Seperti yang diketahui, LHC CERN berpotensi menciptakan fenomena fisika yang tidak mungkin dilakukan pada laboratorium biasa, tetapi resiko yang akan dihadapi Eropa sangat besar. Penemuan ini membuka jalan lebih mendalam untuk meneliti sifat kuantum, kemungkinan ilmuwan akan menggunakan medan magnet monopole sintetik dimasa depan.

"Sebenarnya, kandungan energi pada medan magnet monopole sangat besar jika digunakan untuk mengisi ulang baterai mobil listrik. Jika massa magnet monopole sangat besar, energi yang terlepas dari tabrakan monople negatif dan muatan positif lain akan menghasilkan ledakan sebesar satu kilogram dinamit."

            Menurut mekanika kuantum, elektron digambarkan sebagai gelombang yang mirip dengan objek meyebar daripada titik partikel. Profesor Dirac memahami pentingnya mempelajari titik akhir pusaran kuantum mekanik dalam gelombang elektron tersebut. Ketika elektron berada pada pusaran akhir, maka medan magnet monopole akan segera ditemukan.

- Pencarian Monopole dengan teori partikel

           Pencarian monopole Dirac dilakukan melalui fasilitas pemercepat partikel seperti fasilitas pemercepat partikel Fermi di Chicago. Pengamatan langsung dilakukan dengan cara menyelimuti daerah interaksi tumbukan proton dan antiproton dengan lembaran plastik. Secara tidak langsung, pengamatan juga dilakukan dengan membuang berkas proton ke dalam bahan ferromagnetik, yang kemudian diletakkan di dalam medan magnet yang sangat besar untuk “menarik” monopole keluar dari daerah interaksi tersebut.


            Pencarian ini juga dilakukan dengan menggunakan sinar kosmis. Usaha ini dimotivasi oleh prediksi teori penggabungan agung atau GUT. Pada tahun 1974, secara terpisah, Gerald t Hooft dari Belanda dan Alexander Polyakov dari Rusia menyatakan bahwa monopole magnet diperlukan sebagai penyelesaian persamaan matematika bagi GUT ini. GUT adalah teori fisika sedang diusahakan untuk menggabungkan antara gaya elektromagnetik, inti lemah, dan inti kuat.

          Sayangnya, monopole magnet diprediksikan oleh GUT memiliki massa yang sangat berat. Dalam satuan energi, massa ini berskala 1016 giga elektronvolt, suatu skala energi yang tidak mungkin dicapai oleh laboratorium pemercepat partikel mana pun di dunia ini. GUT juga memprediksikan bahwa kepadatan monopole magnet ini sama besarnya dengan kepadatan atom di alam semesta. Kenyataan pengamatan lapangan menunjukkan sebaliknya bahwa tidak satu pun monopole magnet ditemukan. Dalam kosmologi, kontradiksi ini dikenal sebagai “masalah monopole”.

        Dalam teori kosmologi, medan magnet dalam solar sistem dan dalam galaksi kita akan mempercepat monopole magnet dari luar angkasa untuk tiba di bumi dengan kecepatan yang berkisar dari 0,0001 sampai 0,01 kali kecepatan cahaya. Menurut fisikawan partikel, kecepatan ini termasuk rendah.

           Oleh karena itu, hal termudah untuk mendeteksi sesuatu yang berkecepatan rendah adalah dengan membangun detektor yang cukup besar dan mengamati adakah sesuatu yang melintasi detektor ini dengan waktu yang cukup lama. Salah satu fasilitas semacam ini bernama MACRO. Detektor ini memiliki daerah penerimaan seluas sepuluh ribu meter persegi pada kedalaman rata-rata 3,8 km di bawah daerah Pegunungan Gran Sasso, Italia.


- Mencari Monopole di ruang momentum

             Karena kegagalan eksperimen untuk menemukan monopole magnet selama ini, seorang fisikawan Jepang yang bernama Yoshinori Tokura mengalihkan pencarian tersebut ke tempat yang tidak mendapatkan perhatian fisikawan selama ini. Tempat ini disebut ruang momentum.

               Ruang momentum bukanlah ruang yang riil, melainkan ruang matematika. Setiap obyek akan menempati ruang dan memiliki kecepatan – jika sebuah obyek berhenti, itu berarti obyek tersebut memiliki kecepatan nol. Besaran yang berasal dari perkalian antara massa dan kecepatan obyek tadi disebut besaran momentum. Jika kita berlari dengan kecepatan tertentu, semakin cepat kita berlari, semakin sulit pula kita berhenti. Hal yang membuat kita sulit berhenti inilah yang disebut sebagai kuantitas gerak atau momentum.

               Kecepatan dan posisi atau koordinat partikel bisa dijadikan label untuk menentukan perilaku partikel tadi. Ruang dengan label lokasi adalah ruang riil, sedangkan ruang dengan label momentum adalah ruang matematika. Banyak fenomena fisika lebih mudah dipelajari jika fenomena tersebut ditempatkan di dalam ruang momentum ini.

       Tokura dan rekan-rekan kerjanya termotivasi oleh teori dalam fisika zat padat yang dikembangkan akhir-akhir ini. Teori ini menyarankan bahwa perilaku monopole magnet dalam ruang momentum berhubungan dekat dengan apa yang dikenal sebagai anomali pada efek Hall.

          Tokura dan rekan-rekannya melakukan eksperimen dengan menempatkan kristal dengan kualitas yang tinggi yang terbuat dari stronsium, ruthenium, dan oksigen dalam medan magnet pada sumbu koordinat z, dan kemudian mengukur resistivitas transverse pada arah sumbu y sebagaimana aliran listrik mengalir pada arah sumbu x. Mereka menemukan bahwa resistivitas ini tidak berubah secara linier terhadap suhu sebagaimana diharapkan, tetapi berubah-ubah dan bahkan berubah tanda – negatif atau positif.

               Tim ini juga mengukur konduktivitas optis transverse film tipis yang terbuat dari kristal yang sama dengan menggunakan teknik yang dikenal sebagai mikroskopi Kerr resolusi tinggi. Dalam pengukuran tadi, mereka menemukan kurva dengan puncak tajam pada energi yang rendah. Menurut Tokura dan timnya, kurva dengan puncak tajam tadi hanya bisa dijelaskan dengan keberadaan monopole magnet pada struktur pita kristal.

                Tim dari tiga negara-Jepang, China, dan Swiss-ini percaya bahwa efek anomali itu adalah semacam “sidik jari” keberadaan monopole magnet. Mereka merencanakan untuk mempelajari yang menunjukkan bahkan efek anomali yang lebih besar lagi. Salah satu anggota tim, Kei Takahashi, yang berasal dari Universitas Genewa mengatakan, “Elektromagnetik adalah titik awal semua area dalam fisika. Dari titik pandang ini, kami telah membuktikan bahwa kami bisa melakukan investigasi hampir semua cabang fisika, termasuk fisika partikel dan kosmologi, dalam eksperimen fisika zat padat.”

            Jika memang benar bahwa monopole magnet telah ditemukan dalam materi tertentu, penemuan ini akan memberikan dampak yang sangat besar kepada ilmu fisika. Sebab, banyak teori yang perlu direvisi akibat adanya muatan dan aliran listrik yang harus diperhitungkan dalam teori tertentu.

                 Dampak yang besar akan terjadi pada bidang elektronika karena para insinyur elektronik bisa menciptakan aliran listrik dengan menggunakan aliran magnet. Pembawa muatan tidak lagi harus muatan listrik, tetapi dengan muatan magnet.


Sumber:
http://www.isains.com/2014/02/pertama-kali-temuan-medan-magnet.html
https://www.kaskus.co.id/thread/50ee2fade974b4f328000004/monopole-magnet-magnet-yang-hanya-mempunyai-satu-kutub/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berusahalah memperbaiki diri untuk menjadi lebih baik
Sony PSP
Link Banner
animasi  bergerak gif
Argyle Creme Template © by beKreaTief | Copyright © ELEKTRO KITTA